Khamis, 20 Oktober 2016

DUH KEJAMNYA PEMBELI BIBIT DURIAN YANG SOTOY



Terus terang harus diketahui bahwa bibit durian ini manjanya minta ampun. Akarnya rapuh. Di pembibitan saja banyak perlakuan yang harus dilakukan, apalagi bila cuaca panas terik......tanpa perlakuan khusus (misal pemberian pelinding jaring paranet) maka bibit durian makin lama makin stress, merana dan kurang subur. Nah, bayangkan bila bibit manja ini dikirim ke suatu tempat nun jauh di sana, jlas perlu hati-hati sekali. Bila tidak, bukan pujian yang kita dapat tapi komplan terus menerus.....

Di artikel ini saya bener-bener minta maaf bila saya kurang melayani dengan cepat pesanan Anda. Terkadang saya berpikir seperti investor: biar lah kesempatan berlalu berkali-kali daripada gagal dan mengecewakan pelanggan.

Dan banyak hal yang membuat saya sedikit trauma atas perlakuan beberapa pembeli saya, sering kali mereka merasa sok tahu banget atas apa yang mesti dilakukan terhadap bibit durian yang manja tadi. Mereka begitu kejam. Mereka tak sungkan untuk menggurui saya, dan bagaimana sebaiknya yang saya lakukan. Bagi saya bila saya tanpa sengaja melakukan kesalahan, saya akan meminta maaf pada Anda sebagai pelanggan yang saya hormati. Dan saya berharap dengan permintaan maaf itu maka Anda tak akan menceritakan apapun pada orang lain atas kesalahan saya tadi. Karena saya tidak sendiri dalam melakukan pekerjaan pengiriman bibit durian ini, ada banyak pihak, termasuk karyawan saya dan pihak agen ekspedisi. Terkadang mereka sulit saya kontrol ketika saya tidak dalam posisi di tempat kerja. Sebagai konsultan kebun juga...saya bisa di mana saja dalam satu waktu. Banyak hal yang saya lakukan, dan saya menikmatinya.

Misal saya pernah berada di Probolinggo empat tahun yang lalu. Tiba-tiba ada pembeli bibit durian dari Sumbar yang mengatakan bahwa dia sudah transfer uang dan meminta bibit segera dikirim! Transaksi dengan beliau sudah berjalan lama dan belum mecapai kata sepakat soal harganya. Transfer uang berkali-kali tidak jadi dilakukannya. Dan sekarang dalam posisi begini, saya jelas bingung. Bibit durian yang dia pesan lumayan banyak adalah durian-durian terbaru dan karyawan saya belum bisa membedakannya di pembibitan. Saya pun meminta dia bersabar dan menunggu saya pulang. Tapi dia menolak keras dan menuduh saya mencoba menipunya. Waduhh! Runyam deh, maju kena mundur kena! Tak ada jalan lain, setelah saya menceritakan resikonya ke dia maka bibit-bibit durian pun dikirim. Namun kasihan saya deh, beberapa bulan yang lalu dia menceritakannya di statusnya bahwa saya telah menipu dia, salah satu bibit yang saya kirim adalah bibit palsu. Tidak sesuai orderan. Hadeww....kok tega ya dia???

Sehingga saya sendiri makhlum...meski kami hati-hati sekalipun....dari banyaknya kiriman bibit durian yang kami lakukan setiap bulannya....wajar lah bila ada yang salah varietas, rusak atau mati karena beberapa sebab. Tidak perlu memojokkan saya sebagai upaya mencari kambing hitam, saya akan ganti kok! Namun gaya sotoy beberapa pembeli saya yang merasa dirugikan, justru akan membuat semua jadi kacau. Maka bukan berarti saya menjelekkan para pembeli saya di sini.....namun saya cuma menggunakan hak jawab saya atas kekejaman segelintir dari pembeli saya, yang dengan sengaja dan terang-terangan menjelek-jelekan nama saya padahal itu hanya untuk memuaskan ego mereka sendiri.

Biar lah Anda tahu cerita ini dari saya langsung, bukan dari orang lain.Sehingga Anda tidak lagi ragu-ragu beli bibit durian dari saya. Karena Anda akan tahu dan maklum bagaimana peristiwa itu terjadi.

Sekali lagi saya juga punya tujuan khusus supaya calon pembeli saya makhlum juga bila saya tidak merespon order mereka. Please....jangan marah!!! Bisnis kami berbasis pada bisnis on line yang jangkaunnya seluruh dunia. Bisa Anda bayangkan bila puluhan order datang tiap harinya....saya jelas akan menseleksinya satu persatu. Terkadang cuma berdasarkan feeling aja....siapa cepat dia dapat....hehhhe. Bisa jadi saya lupa atau terlewat begitu saja orderan Anda. Mohon maaf sebesar-besarnya. Dan tak lupa saya mengucapkan terima kasih sudah menghubungi saya. Untuk itu, biar Anda paham mengapa saya terkadang menolak order......saya bisa ceritakan secara singkat siapa sih beberapa contoh pembeli sotoy yang memang sulit untuk saya pahami tingkah laku mereka sampai sekarang. Mereka termasuk sebagai orang kejam.

Cerita 1:
Beli sedikit, tega merugikan saya banyak

Suatu kali saya di telpon calon pembeli saya dari Jakarta, dengan gaya jenaka dia order beberapa bibit durian terbaru saat itu. Orderan segera dikerjakan anak buah saya, sorenya langsung dikirim lewat agen travel. Perjalanan Semarang Jakarta cuma semalam kok. Tampaknya semua berjalan mulus. Saya pun tanpa rasa kuatir melesat ke Seririt Bali.

Namun 3 hari kemudian saya dikejutkan dengan suara marah pembeli saya yang jenaka tadi. Rupanya beberapa hari dia tidak di rumah, dan ketika pulang tak menemukan bibit durian di rumahnya. Waduh saya betul-betul kaget.....biasanya bila ada komplain untuk pengiriman menggunakan travel paling lambat 1 hari aja....langsung saya hubungi pihak travel. Eh mereka justru lebih kaget lagi......setelah dilacak ke supirnya ternyata salah kirim ke tetangga sebelah pembeli saya tersebut. Saya pun meminta dengan hormat dan sangat pada pembeli saya untuk mengambilnya....toh cuma selisih beberapa rumah saja....namun beliau menolak karena beberapa sebab. Ya udah.....saya pun segera menyuruh agen travel menyelesaikan masalah tersebut dengan disertai ancaman tentunya. Sehari kemudian agen travel melaporkan penyelesain atas masalah tersebut.

Leganya.....saya segera melanjutkan proyek saya di beberapa lahan yang lebih terpencil di Seririt. Sulitnya sinyal di sana waktu itu membuat pesawat HP saya banyak nggak aktifnya. Beberapa hari kemudian saya bisa pulang dan melanjutkan aktivitas keseharian saya. Dan kejutan pun berlanjut, seorang teman menyuruh saya membuka percakapan grup komunitas kami di Blackberry saat itu.....saya shock! Ternyata pembeli jenaka saya itu juga anggota komunitas kami juga dan sedang menjelek-jelekkan saya sebagai orang yang tak bertanggung jawab atas layunya bibit yang dia pesan, Karena saya juga tidak merespon komplainnya beberpa hari ini. Dia kecewa dengan cara packingan saya yang menurutnya tak berstandar. Duh kejamnya! Saya lemes. Rasanya saya tidak punya muka lagi di hadapan teman-teman dekat saya di komunitas tersebut.

Hasil pelacakan saya ke supir travel menunjukkan bahwa bibit memang diletakkan di terik panas matahari langsung selama beberapa hari tanpa dibuka dan tanpa siraman oleh tetangga pembeli sotoy saya tadi. Mereka ngrasa nggak pesan bibit tersebut, bahkan hampir saja dibuang. Ampun mak, dosa apa saya!

Supaya dia 'yang tampaknya intelek' nggak ngoceh kemana-mana lagi, saya langsung berjanji menggantinya. Urusan kelihatannya selesai kan?.....namun rasa malu saya atas perbuatan pembeli sotoy ini terasa sampai sekarang!!!

Maka mohon jangan tersinggung jika Anda membeli sedikit tidak saya layani..hehhhe. Betapa miris saya atas peristiwa di atas........wong beli sedikit aja kok parno gitu ya....kayak beli ratusan bibit saja hingga berani mengorbankan nama baik saya. Rugi besar saya. Sotoy bener!!!


Cerita 2:
Tidak Berani Menanggung Resiko
Dari luar Jawa saya mendapat pesanan bibit durian banyak sekali dari sebuah komunitas kampung besar, sehingga saya berterima kasih banyak pada pemimpin kampung yang sudah memilih saya sebagai penyedia bibit di kampungnya. Selesai satu pesanan, datang gelombang pesanan berikutnya yang berupa beberapa pohon durian besar yang nantinya akan jadi mascot di kampung tersebut. Saya sempat terkejut akan besarnya pohon durian yang dipesan dan sempat mengingatkan akan resiko besar berupa kematian bila pesanan itu jadi dilanjutkan. Mereka tetap nekad.

"Tenang saja. Kami sudah terbiasa mengambil dari Jawa berupa pohon-pohon buah besar, pak Mono!" jawab mereka menyakinkan saya sambil menunjukkan pohon kelapa sebagai bukti.

"Tapi ini durian, pak. Beda banget....resikonya pun gede banget karena durian rentan sekali. Nggak bandel kayak kelapa yang bapak tunjukkkan tadi"

"Udah lah...tugas pak Mono hanya menyediakan pesanan mascot kami. Titik" jawab tetua kampung tersebut sambil tertawa, meremehkan peringatan saya tadi.

Pikiran nakal saya pun berseliweran: halah toh mereka yang menanggung resiko!

Bahkan mereka kemudian datang sendiri ke tempat saya untuk memilih pohon-pohon durian mana yang mereka maksudkan. Enak banget, pikir saya. Terlihat akan berjalan lancar-lancar saja seperti pesanan pertama.

Namun yang terjadi sebaliknya, peristiwa beruntun menimpa saya terus akibat saya menerima orderan beresiko tinggi ini dan puncaknya dengan dibatalkannya pesanan gelombang ketiga yang sedianya berangkat Oktober ini namun justru dialihkan ke teman saya sendiri. Duh kejamnya!

Mulanya pembongkaran pohon-pohon durian besar berjalan mulus sesuai jadwal. Namun saat dipindah dan diangkat ke truk tak semudah yang saya bayangkan sebelumnya. Sedemikian besar pohonnya sehingga menimbulkan kecelakan-kecelakaan kecil. Dan kagetnya saya, justru ini yang nantinya dijadikan kambing hitam.

Padahal akibat dari pemindahan pohon tadi bener-bener kurang berpengaruh pada pohon durian tersebut. Soalnya waktu bibit sampai di lokasi.....masih terlihat segar bugar terbukti dari foto-foto yang dikirimkan anak buah saya kemudian. Bahkan bapak kepala kampung sempat memberi ucapan selamat atas kerja samanya dan berharap foto-foto yang dikirimkan bisa jadi bahan promosi saya.
Rasanya waktu itu saya seneng banget...semua berjalan sesuai rencana. Pak kepala kampung pun langsung memberikan orderan gelombang ke tiga sebagai ucapan terima kasih, yang jumlahnya tidak sedikit. Wah surprise bener!

Rasa senang saya nggak bertahan lama, Beberapa hari kemudian sang kepala kampung dengan sedih mengabarkan bahwa daun-daun pohon durian rontok semua, Saya langsung meminta foto-fotonya.....dan saya pada satu kesimpulan sendiri bahwa ini adalah akibat over dosis pupuk. Sangat fatal akibatnya! Bener-bener pembeli yang sotoy lagi...padahal saya sudah memperingatkan sebelumnya untuk tidak memberikan apa-apa sebelum umur satu tahun setelah penanaman. Duh kejamnya....namun saya nggak tega mau memberi tahu penyebab asli ke komunitasnya. Takut wibawa dia jatuh. Saya bener-bener nggak enak karena bagaimana pun saya berhutang budi padanya. Apalagi ada 1 orderan yang harus saya jaga.

Berhari-hari beliau nelpon terus menyalahkan pihak kami. Saya ngrasa diteror. Bukannya koreksi diri, dia malah menceritakan kebohongan secara detail bagaimana peristiwa itu terjadi menurut versinya. Saya tahu dia menjaga dirinya dari kesalahan yang dia buat. Makin lama saya muak akibat ketidak jujurannya ini. Saya pun tidak lagi mengangkat telpon dari beliau. Biar lah saya bekerja mempersiapkan gantinya aja dan mempersiapkan juga orderan selanjutnya. Akibat sikap diam ini saya justru dipojokkkan, dijelek-jelekan nama saya dan menjadi alasan untuk mengalihkan orderan saya ke teman saya sendiri yang tega juga mengambilnya padahal jelas dia tahu itu orderan saya. Kok keduanya nggak malu ya? Ketika itu saya tanyakan....beliau jawab dia bebas belanja ke mana aja....hadew...mulutnya bau! Sebab dia katanya ngrasa malu dengan komunitasnya, walah kok gitu....justru seharusnya dia malu dengan kebohongannya pada saya. Ya udah lah.....tapi bagaimana dengan mascot pengganti yang siap kirim ini dan bibit-bibit orderan ke tiga yang sudah menumpuk di showroom saya??....sotoy bener!!



Nah itu tadi 2 cerita yang ingin saya ceritakan betapa ada pembeli yang bener-bener sotoy, supaya Anda paham.....dan tidak asal nuduh, bila terjadi peristiwa di luar rencana kita....karena rata-rata mereka bermulut manis di depan, namya macam-macam......namun saat situasi gawat mereka balik menyerang kita habis-habisan......Begitu kejamnya mereka. Ribet pokoknya. Mereka apa tidak sadar.....menjelek-jelekkan saya sama aja menfitnah saya. Sangat berpengaruh pada usaha saya. Makanya tolong....jangan bermulut manis di saat pesan ke saya, bisa-bisa saya ngacir!!! Hehhee.....atut......








Tiada ulasan:

Catat Ulasan

TERSEDIA Bibit "Vigor" durian-durian Super 085226947434

INSTAGRAMKU@sulismono_channel